Pelaksanaan Ibadah Haji Masa Hindia Belanda
Tinjauan Kritis terhadap Pemikiran C. Snouck Hugronje
Abstract
Tulisan ini menjelaskan tentang analisa kritis atas pemikiran Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, tentang penyelenggaraan haji di Nusantara. Sebagai sosok yang berkecimpung lama dalam tradisi keilmuan di Mekkah, ia mempunyai cukup bekal dalam menilai bagaimana motif, perilaku serta perubahan yang dialami umat Muslim saat berhaji dan sepulangnya dari haji. Secara umum, Pemerintah Hindia Belanda menganggap para haji sebagai sumber pembuat masalah sosial. Dengan menghentikan peredarannya, maka dapat mengurangi ancaman atas rust en orde. Snouck tidak sepakat dengan anggapan itu dan justru menyarankan agar pemerintah lebih memfasilitasi keberangkatan haji di Nusantara. Artikel ini ditulis setelah melewati fase penelitian sejarah yang bertumpu pada kegiatan mencari sumber, kritik sumber, interpretasi dan penulisan sejarah.
This paper describes a critical analysis of the thoughts of Snouck Hurgronje, advisor to the Dutch East Indies government, on the implementation of Hajj in the archipelago. As a long-time scholarly in Mecca, he is well-equipped to assess the motives, behaviours and changes Muslims experience during Hajj and after returning from Hajj. In general, the Dutch East Indies government regarded the pilgrims as a source of social trouble-making. By stopping its circulation, it can reduce the threat of rust en order. Snouck did not agree with this assumption and instead suggested that the government facilitate more Hajj departures in the archipelago. This article was written after passing through the phase of historical research which relies on the activities of finding sources, source criticism, interpretation and writing history.