Khazanah Ulama Nusantara
Telaah Metodologis Kitab Misbāhu al-Dzulām Karya K.H. Muhajirin Amsar
Abstract
Penelitian ini membahas tentang ketokohan K.H. Muhajirin Amsar dan telaah metodologis karyanya yaitu kitab Misbāhu al-Dzulām. Penelitian ini menggunakan metode library reseacrh (studi pustaka), dengan menelaah kitab Misbāhu al-Dzulām, diperkuat dengan data sekunder yang bersumber dari buku, artikel, dan berita online yang relevan dengan tema yang diangkat. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, pertama, K.H. Muhajirin Amsar merupakan ulama kontemporer berpengaruh dari Bekasi yang cukup produktif dalam menghasilkan karya berupa kitab khas pesantren meliputi 34 kitab dari 8 disiplin ilmu agama Islam mencerminkan kedalaman dan keluasan ilmunya. Dari karya-karyanya yang paling populer adalah kitab Misbāhu al-Dzulām yang terdiri dari 8 jilid yang merupakan syarah atau penjelasan lanjutan dari kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar al-Asqalani. Kedua, terdapat tiga metode penulisan kitab Misbāhu al-Dzulām yakni tanqil (mengutip), tabyid (pemilahan) dan tahqiq (penguatan). Metode tanqil bebarti menukil dari literatur yang dipakai sebagai referensi, sedangkan metode tabyid berarti melakukan pemilahan naskah yang lebih relevan dengan tema. Adapun metode tahqiq adalah melakukan penguatan dari karya yang telah ditulis secara keseluruhan untuk diberikan penguatan. Ketiga, penerapan dalam metode tersebut meliputi penjelasan kebahasaan, asbabul wurud, bahasan fiqh dan ushul-nya, hadis secara umum, pembahasan dari sisi sanad, dan berbagai perbedaan pendapat ulama.
This study discusses the character of K.H. Muhajirin Amsar and a methodological study of his work, namely the book Misbāhu al-Dzulām. This research uses the library research method (literature study) by studying the book Misbāhu al-Dzulām, reinforced by secondary data sourced from books, articles, and online news relevant to the theme raised. This research concluded that, first, K.H. Muhajirin Amsar is an influential contemporary scholar from Bekasi who is quite productive in producing works in the form of typical pesantren books, including 34 books from 8 Islamic religious disciplines reflecting the depth and breadth of his knowledge. Of his works, the most popular is the book Misbāhu al-Dzulām which consists of 8 volumes which is a syarah or follow-up explanation of the book Bulughul Marom by Ibn Hajar al-Asqalani. Second, there are three methods of writing the book of Misbāhu al-Dhulām: tanqil (quoting), tabyid (sorting), and tahqiq (strengthening). The tanqil method means quoting from the literature used as a reference, while the tabyid method means sorting out manuscripts more relevant to the theme. The tahqiq method is to strengthen the work written as a whole to be given reinforcement. Third, the application of the method includes linguistic explanations, asbabul wurud, discussion of fiqh and its ushul, hadith in general, discussion from the sanad side, and differences of opinion of scholars.