Sabagai agama yang moderat (washatan), memahami turaths / kitab kuning bisa menjadi sarana penanaman nilai-nilai moderasi islam. Pemilihan kitab yang dikaji pun akan memberikan efek kepada signifikannya pemahaman akan nilai-nilai islam moderat kepada santri. Jejak peradaban profetik Nabi Muhammad Saw perlu dipahami dalam konteksnya agar tetap relevan diterapkan. Peradaban profetik kenabian berjalan dengan proses yang panjang menuju masyarakat ideal yang sejahtera, aman terlindungi, dan persaudaaran yang kuat dengan sebutan masyarakat Madani. Dalam khazanah keislaman di nusantara, sebenarnya telah banyak ulama-ulama Nusantara menorehkan karya berupa turats yang luar biasa, diantaranya kitab al-Hujjah al-Qothi’yyah, kitab Misbāhu al-Dzulām dan lain sebagainya. Tidak hanya dalam bidang Fiqh, namun para ulama juga membahas hadits untuk memudahkan umat Islam mengimplementasikan sunnah nabi di bumi Nusantara. Karenanya, dalam tinjauan hadits, maqashid al-syariah menjadi parameter utama dalam pemahaman hadits, seperti penjelasan hadist tentang talak dalam kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab karangan Imam Nawawi. Dalam mengkaji hadis juga perlu melakukan pemilahan agar tidak terpapar hadis-hadis palsu yang marak tersebar di media sosial. Penyebaran hadis palsu telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan, terutama di era digital saat ini. Selain Hadis, penting juga menyusuri karya tafsir yang cukup banyak coraknya, salah satunya corak adaby Ijtima'i yang menjadi ciri khas dalam kitab Tafsir al-Munir karya Daud Ismail.