Islam Nusantara
Antara Argumen Politis, Spiritual dan Epistemologis
Abstract
Kehidupan Islam bangsa Indonesia, beberapa kali terkoyak oleh aksi radikalisme yang tak bertanggung jawab. Aksi ini ternyata masih terus terjadi, bahkan hingga saat ini. Rasa kebangsaan dan rasa ke-Islaman telah terluka, termasuk NU sebagai ormas yang menganut Islam Rahmatan Lil Aalamiin kembali diuji eksistensinya. Melihat dampak gerakan radikal sangat memprihatinkan ini, Nahdlatul Ulama lahirkan Islam Nusantara. Dalam kenyataannya, Islam Nusantara ini mampu berkontribusi bagi Indonesia. Ada 3 argumen yang akan diajukan dalam tulisan ini. Pertama, alasan politik (political reason). kedua alasan ilmu pengetahuan (scientific reason) dan ketiga tariqat atau spirituality reason). Bagaimana penjelasan 3 argumen penting untuk memahami Islam Nusantara ini? Menurut Ulil Abshar Abdalla, Islam Nusantara awalnya merupakan gerakan politik. Namun Islam Nusantara ini bisa menjadi kajian ilmiah yang artinya masih bisa dibedah atau didiskusikan. Selanjutnya alasan spiritual akan dihadirkan untuk menunjukkan bawah NU dan gerakan tariqat, telah membuka kesadaran relijus bahwa agama bukan sekedar doktrin, tapi juga penghayatan spiritual. Penelusuran Pustaka, sangat mencukupi untuk menjawab atau mengurai argument-argumen.
The Islamic life of the Indonesian nation has been torn apart several times by irresponsible radicalism. This action is still happening, even today. The sense of nationality and sense of Islam have been hurt, including NU as a mass organization that adheres to Islam Rahmatan Lil Aalamiin is again being tested for its existence. Seeing the impact of this very worrying radical movement, Nahdlatul Ulama gave birth to Islam Nusantara. In reality, Islam Nusantara is able to contribute to Indonesia. There are 3 arguments that will be put forward in this paper. First, political reasons (political reason). the second for scientific reasons and the third for tariqat or spiritual reasons). How do you explain these 3 important arguments for understanding Islam Nusantara? According to Ulil Abshar Abdalla, Islam Nusantara was originally a political movement. However, Islam Nusantara can become a scientific study, which means it can still be dissected or discussed. Furthermore, spiritual reasons will be presented to show that NU and the Tariqat movement have opened religious awareness that religion is not just a doctrine, but also a spiritual appreciation. Literature Search, very sufficient to answer or parse arguments.