Manuscript Review: BABAD GEDHONGAN; CERITA JAWA YANG DISEMBUNYIKAN

  • Taufiq Hakim
Keywords: babad, gedhongan, jawa, Surakarta, sejarah

Abstract

Babad Gedhongan namanya. Informasi yang tercantum dalam bagian awal, naskah ini digubah atau disalin dengan hati-hati oleh penyalinnya. Sayangnya belum diketahui nama penyalin. Hanya tertera waktu penyalinan naskah dan manggala (pengantar puji-pujian atau persembahan karya). Tertera dalam bait pertama Pupuh I, naskah ini disalin pada bulan ketujuh, wuku Maktal, hari Kamis pada tanggal 5 Safar tahun 1845. Belum dapat dipastikan penulisan tahun tersebut berbentuk penanggalan Syamsiyah dan Qomariyah. Konversi penanggalan naskah pasca periode Sultan Agung sejauh pengetahuan saya belum pernah dilakukan. Dengan demikian, jika penanggalan dalam Babad Gedhongan merupakan tahun Qomariyah, maka naskah ini digubah pada periode pujangga terakhir Kraton Surakarta pada masa Aryo Mangkunegara IV masih hidup, atau penghujung abad ke-19.

Informasi yang cukup mencengangkan terdapat pada pupuh selanjutnya. Babad Gedhongan disebut sebagai kitab rahasia, kisahnya disembunyikan oleh para pujangga zaman dulu lantaran kekejaman rajanya. Nama penyalinnya pun disamarkan. Menurut informasi yang terdapat dalam prolog, Babad Gedhongan merupakan intisari dari rahasia sejarah Jawa sejak jaman Majapahit hingga Surakarta. Si Penggubah juga menyatakan bahwa naskah ini menceritakan kisah secara apa adanya, dan merupakan kisah yang tidak terdapat di dalam Babad Jawa, serta yang dikehendaki oleh raja pertama di Surakarta.

Published
2018-07-02
How to Cite
Hakim, T. (2018). Manuscript Review: BABAD GEDHONGAN; CERITA JAWA YANG DISEMBUNYIKAN. The International Journal of Pegon : Islam Nusantara Civilization, 1(01), 155-162. https://doi.org/10.51925/inc.v1i01.10